69
Lagi dan terulang lagi. Sebenarnya enggak ada niat sama sekali buat ngulangin kesalahan yang ini berulang – ulang kali. Aku enggak tau ini nasib atau takdir yang pasti ini bukan hobi aku. Yaudah berharap aja kedepannya enggak kayak gini lagi, yang penting bertambah baik dan ada kemajuan. Oke aku ceritain kenapa ini bisa terjadi. Jadi gini, hari Sabtu tanggal 11 Februari 2012 itu aku periksa ke dokter tentang penyakit ku yang enggak sembuh – sembuh dan aku juga binggung kenapa bisa gitu. Lalu dokter ku member aku waktu 3 hari untuk istirahat dan terakhir itu tanggal 13 Februari 2012 jadi aku kembali ke asramanya tanggal 14 Februari 2012 dan aku mulai sekolah tanggal 15 Februari 2012. Sebelumnya aku enggak tau kalau ada ulangan Bahasa Indonesia. Jadilah aku kembali ke asramanya itu malam. Sebenarnya sih selain alasan itu, aku juga udah enggak mau lagi kembali ke asrama. Aku enggak suka. Aku enggak betah di sini. Aku juga enggak bisa belajar dengan baik. Ibu ku memaksa aku untuk packing sejak pukul 9 pagi, tetapi aku tetap saja tidak mau, lalu sekitar jam 12 ibu ku menyuruh ku lagi, aku kembali tidak mau. Pukul 3 sore ibu ku menyuruh ku lagi, dan karena saat itu aku sedang benar – benar enggak mau kembali ke asrama, aku pergi ke luar rumah ke sebuah entah café atau apalah itu namanya. Aku pergi ke sana sendirian dengan mengendarai sepeda motor, dan aku mencoba menenangkan diri ku yang harus menerima kenyataan bahwa aku harus tetap kembali ke asrama.
Aku kembali ke rumah sekitar pukul 4 atau 5 sore dan membawa pesanan atau oleh – oleh untuk ibu dan kakak ku yang kebetulan sedang liburan ke Balikpapan karena kuliahnya libur. Aku membawakan ice cream goreng untuk mereka dari café tempat aku menenangkan diri ku tadi. Di rumah aku sudah mulai agak sedikit tenang dan mulai menerima kenyataan. Namun ketika Ibu ku kembali menyuruh ku untuk merapikan semua barang – barang yang harus aku bawa, hati ku kembali goyah, aku enggak sanggup untuk melakukan itu. Aku berusaha untuk memaksakannya alhasil aku packing dengan air mata yang tak henti – hentinya mengalir membasahi pipi ku. Aku tau Ibu ku takkan sanggup melihat aku seperti itu, namun apa daya, aku pun tak sanggup menahan tangis ku untuk meninggalkan Ibu ku, rumah ku, bahkan kota kelahiran ku. Aku sempat membanting pintu kamar ku, menendang tas ku, dan melakukan hal lain yang tidak seharusnya aku lakukan. Aku tau aku salah. Tetapi aku kesal, aku benar – benar tidak sanggup menahan emosi, tangis, dan ego ku. Setelah berjuang untuk menyiapkan segala keperluan ku di asrama, aku berhasil selesai pukul 7 malam.
Ku lanjutkan perjalanan ku ke terminal dengan air mata yang terus membasahi pipi ku. Aku enggak sanggup. Tetapi aku merasa aku punya kewajiban. Akhirnya aku coba untuk ikhlas meninggalkan segala yang aku miliki di kota kelahiran ku. Sesampai ku di asrama, aku enggak bisa tidur, aku kembali menangis karena aku enggak tau aku harus bagaimana lagi. Namun pada akhirnya sekitar pukul 2 dini hari aku tertidur dalam tangis ku.
Aku sekolah. Masih terasa sakit dalam benak ku, namun aku harus. Dan pada akhirnya aku baru belajar materi ulangan Bahasa Indonesia di kelas ketika pelajaran biologi dan dilanjutkan setelahnya pada jam pelajaran Bahasa Indonesia. Ya itulah aku. Dengan persiapan ulangan yang seadanya, aku mengisi lembar soal ku dengan segala yang aku tau. Alhasil aku mendapatkan nilai 69. Aku bersyukur karena masih ada yang di bawah ku dan aku terima jikalau aku harus remidi karena nilai ku yang tidak memenuhi batas kelulusan. Aku harap aku bisa mendapatkan nilai yang lebih baik di ulangan selanjutnya dan aku bisa tenang, bahagia, dan ikhlas tinggal di sini meskipun aku harus meninggalkan semua hal yang membuatku bahagia dan betah bahkan tidak ingin meninggalkannya di kota kelahiran ku.
0 comments:
Posting Komentar